Institut Kesenian Jakarta IKJ


Usulan pendirian LPKJ sendiri awalnya disampaikan oleh para seniman yang tergabung dalam Dewan Kesenian Jakarta, sebuah dewan kesenian yang pendiriannya juga difasilitasi oleh Gubernur Ali Sadikin. LPKJ ini didirikan di dalam lingkungan Taman Ismail Marzuki (TIM), berdamping-dampingan dengan bangunan pertunjukan dan pameran yang ada di TIM. Tujuannya, agar para mahasiswa LPKJ menjadi akrab dengan pertunjukan dan pameran kesenian yang diadakan di sana. LPKJ terdiri dari 5 akademi yaitu: Akademi Tari, Akademi Teater, Akademi Musik, Akademi Seni Rupa, dan Akademi Sinematografi.
LPKJ kemudian berubah status menjadi Institut Kesenian Jakarta (IKJ) pada tahun 1981. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ketika itu menginginkan agar lembaga kesenian seperti LPKJ yang dikelola dengan model sanggar dan padepokan menjadi lembaga pendidikan formal. Maka LPKJ pun diubah menjadi IKJ yang dikelola seperti sebuah sekolah formal.
Meskipun kemudian pengelolaannya lebih mandiri, fasilitasnya masih menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Akademi Sinematografi awalnya digabung dengan Akademi Seni Rupa karena dianggap satu akar dalam seni visual (Visual Art), sehingga disatuatapkan menjadi sebuah Fakultas Seni Rupa dan Disain. Akademi menjadi Jurusan dan Jurusan Film menjadi bagian dari Fakultas Seni Rupa. Akademi Seni Tari, Seni Teater dan Seni Musik digabung dalam satu Fakultas, karena dianggap dalam rumpun seni pertunjukan, dan dimasukkan dalam Fakultas Seni Pertunjukan.
Seiring dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, Fakultas Seni Rupa dan Disain pun berkembang. Jurusan Film yang semula satu atap dengan Fakultas Seni Rupa dan Disain berpisah, kemudian menjelma menjadi Fakultas Film dan Televisi (FFTV). FFTV pun kemudian berkembang, membuka Jurusan Fotografi dan terakhir membuka Jurusan Kajian Media yang dulu pernah bernama Jurusan Filmologi.
Pada awal tahun 1990-an FFTV-IKJ masuk menjadi anggota Asosiasi Sekolah Film dan Televisi Internasional. FFTV–IKJ yang dipimpin oleh Soetomo Gandasubrata saat itu sudah menjadi anggota penuh, bahkan pada saat itu Slamet Rahardjo dipilih sebagai Ketua Perwakilan Cilect di Asia Pasific. Setelah konferensi Cilect 2008 di Beijing –FFTV-IKJ hadir diwakili oleh Kusen Dony Hermansyah (Wakil Dekan III) dan Tanete A. Pong Masak (Staf Bidang IV FFTV-IKJ)– berhasil memosisikan FFTV-IKJ kembali sebagai anggota tetap Cilect. Dengan demikian FFTV-IKJ kembali sebagai satu-satunya perwakilan Cilect di Indonesia. Guru Besar IKJ sejak 2004 adalah Sardono W Kusumo.

Fakultas Seni Rupa ( FSR )

Fakultas ini berkonsentrasi kepada pengembangan seni dalam wilayah visual, melingkupi tiga jurusan, yaitu seni murni, kriya, dan desain.

  • Program Studi Seni Murni (jenjang S1), dibagi menjadi 3 minat utama: Seni Lukis, Seni Patung, Seni Grafis
  • Program Studi Seni Kriya (jenjang S1): Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Tekstil
  • Jurusan Desain (jenjang S1): Program Studi Desain Interior, Program Studi Desain Komunikasi Visual ( DKV ), Program Studi Desain Mode & Busana
Fakultas Seni Rupa IKJ juga menyelenggarakan berbagai kursus; Kursus lukis, kursus sablon, kursus batik, kursus desain grafis, kursus animasi, kursus Ilustrasi,kursus keramik, kursus body painting,kursus makeup karakter.

Fakultas Seni Pertunjukan ( FSP )

  • Teater
  • Tari
  • Musik

Fakultas Film dan Televisi ( FFTV )

  • Film (jenjang D3 & S1)
  • Televisi (jenjang D3 & S1)
  • Fotografi (jenjang S1)

Loading